Untukbisa berhasil membangun aset bisnis Anda di 3i-Networks, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah merekrut. Bagaimana cara merekrut orang yang tidak Melakukansurvei nasabah bisa menjadi cara mencari calon prospek asuransi yang patut kamu coba. Mungkin kamu memulai dari lingkup kecil yaitu orang-orang terdekat seperti saudara, teman, tetangga, dan rekan kerja. Bahkan, mereka juga bisa terpengaruh oleh testimoni dari orang yang tidak dikenal melalui ulasan atau review. CaraProspek Orang Yang Tidak Dikenal. TS 04-06-2018 20:27 . Kaskus Addict Posts: 1,573. View first unread. Lapor Hansip. Cara Prospek Orang Yang Tidak Dikenal [size="4"] [color=#333333] Sebagian besar dari pebisnis mlm saat mereka memulai, mereka mempresentasikan orang yang dikenal (warm market) namun setelah daftar nama mereka Sebagianbesar dari pebisnis mlm saat mereka memulai, mereka mempresentasikan orang yang dikenal (warm market) namun setelah daftar nama mereka habis, mereka bingung mau presentasi siapa. Anda juga mengalami? Sebenarnya prospek yang tidak kita kenal (cold market) jumlahnya jauh lebih banyak dari pada yang kita kenal, namun kendalanya bagaimana kita berkenalan dengan orang yang tidak kenal. Banyak KamiBahkan Belum Mulai Menggores Permukaan Pekerjaan Potensial Bitcoin 82567062173 Ini adalah editorial opini oleh Peter Conley, advokat produk di Vercel dan kontributor untuk Majalah Bitcoin.Seberapa besar pekerjaan Bitcoin , infrastruktur dan peluang mendapatkan secara keseluruhan?Bukan "crypto" secara keseluruhan — hanya Bitcoin.Jaringan Bitcoin tumbuh dengan kecepatan yang sama YpAy. Kaskus Addict Posts 1,573 Tampilkan isi Thread Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Kaskus Maniac Posts 4,138 Umum adalah sekerumun khalayak spirit yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi, dan hukum tertentu nan sama, serta menghadap pada kehidupan kolektif.[1] Sistem n domestik masyarakat saling bersambung antara satu insan dengan manusia lainnya nan membuat suatu kesatuan.[2] Umum terbagi menjadi dua golongan utama, yakni penguasa alias pengeksploitasi dan yang dikuasai maupun yang dieksploitasi.[3] Fiil masyarakat terbentuk melalui penggabungan individu-khalayak dan propaganda-reaksi budaya mereka.[4] Pengertian [sunting sunting sumber] Mahajana merupakan sekelompok manusia nan terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan syariat tertentu nan sama, serta berkiblat lega sukma kolektif. Mahajana adalah sekumpulan orang nan karena tuntutan kebutuhan dan kekuasaan keyakinan, pikiran, serta ambisi tertentu dipersatukan privat semangat kolektif. Sistem dan hukum yang terdapat privat suatu umum mencerminkan perilaku-perilaku individu karena individu-indivu tersebut kasmaran dengan syariat dan sistem tersebut.[1] Menurut antropolog Elman Service, untuk melampiaskan mempelajari pluralitas masyarakat, masyarakat dapat dibagi menjadi catur kategori bersendikan kenaikan ukuran populasi, sentralisasi politik, serta stratifikasi sosial, ialah kawanan, kaki, kedatuan, dan negara. Jenis masyarakat paling kecil atau kawanan kebanyakan hanya terdiri atas beberapa kerumunan, banyak diantaranya merupakan kumpulan berasal satu atau beberapa keluarga besar.[5] Standar [sunting sunting sumber] Masyarakat ialah sebuah sistem yang saling bersambung antara satu manusia dengan sosok lainnya nan menciptakan menjadikan suatu kesatuan. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan turunan lainnya bikin menunaikan janji kebutuhannya. Mereka enggak boleh nyawa sendiri dalam sebuah masyarakat. Standar interaksi antarmanusia dijabarkan perumpamaan berikut Harus terserah pelaku nan jumlahnya lebih dari suatu. Terserah komunikasi antarpelaku dengan menunggangi huruf angka-simbol. Ada ukuran perian dahulu, kini, mendatang yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung. Ada pamrih-tujuan tertentu, terlepas semenjak sama atau tidaknya maksud tersebut dengan yang diperkirakan pengamat.[2] Publik terjelma lain karena keberadaannya di satu saat dalam perjalanan periode, saja mereka terserah internal waktu, mereka merupakan tetesan waktu. Masyarakat selalu terserah dari waktu lalu ke perian mendatang. Kehadirannya justru melampaui fase antara apa yang telah terjadi dan apa nan akan terjadi. Dalam publik masa ini terkandung pengaruh, lepasan, dan jiplakan musim disertai dengan bibit dan potensi untuk periode depan.[6] Fungsi [sunting sunting sumber] Hakikat masyarakat sesuai dengan skenario penciptaan anak adam ibarat khalifah di muka bumi, ialah tegaknya keadilan Ilahi yang dolan untuk bendera dan individu.[7] Publik merupakan manusia yang senantiasa berhubungan berinteraksi dengan cucu adam lain internal suatu gerombolan. Hayat masyarakat yang selalu berubah dinamis merupakan sesuatu yang lain dapat dihindari.[8] Awam warga atau political society dibentuk dengan intensi yang eksklusif menjamin nasib baik nasib baik pribadi dan berbuat penertiban sosial dengan menjatuhkan sanksi bagi para pelanggar peraturan.[9] Partikel dan Ciri-ciri [sunting sunting sendang] Menurut Marion Levy bahwa ada catur tolok nan harus dipenuhi kiranya sebuah kelompok dapat disebut sebagai masyarakat, yaitu[10] Kemampuan mengotot yang melebihi perian kehidupan seorang anggotanya. Perekrutan seluruh ataupun sebagian anggotanya melalui reproduksi ataupun kelahiran. Adanya sistem tindakan terdahulu yang bersifat swasembada. Loyalitas pada suatu sistem tindakan terdepan secara bersama-setimbang. Sementara itu menurut Soerjono Soekanto zarah-atom pembentuk umum adalah sebagai berikut[11] Beranggotakan dua orang atau makin. Anggotanya bangun bak suatu kesatuan. Berhubungan dengan jangka musim yang pas lama nan menghasilkan individu baru yang berkomunikasi, dan membuat adat-kebiasaan nan mengatur relasi antar anggota masyarakat. Menjadi sistem hidup bersama nan menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan antar anggota masyarkat. Menurut Soerjono Soekanto, ciri-ciri publik adalah[12] Hidup secara berkelompok. Melahirkan kebudayaan. Mengalami perubahan. Adanya interaksi Adanya seorang pengarah. Memiliki stratifikasi sosial. Masyarakat yakni sekumpulan khalayak yang saling “beramah-tamah”, atau dengan istilah ilmiah, ganti “berinteraksi”. Satu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya bisa tukar berinteraksi. Negara maju misalnya, ialah kesatuan manusia dengan berbagai spesies prasarana, yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi secara intensif, dan dengan frekuensi nan hierarki. Satu negara maju n kepunyaan suatu jaringan komunikasi aktual jaringan jalan bentar, jaringan jalan kereta api, jaringan perhubungan udara, jaringan telekomunikasi, sistem radio dan televisi, berbagai tipe surat warta di tingkat kebangsaan, suatu sistem upacara pada tahun-perian raya nasional dan sebagainya. Negara dengan provinsi geografis yang kian kecil berpotensi bikin berinteraksi secara intensif daripada negara dengan daerah geografis yang sangat luas. Tambahan pula bila negara tersebut faktual gugusan pulau, seperti halnya negara kita. Adanya prasarana untuk berinteraksi menyebabkan warga dari suatu kelompok individu itu tukar berinteraksi. Sebaliknya, bila hanya adanya suatu potensi bagi berinteraksi saja belum berguna bahwa pemukim berpokok suatu kesatuan individu itu sungguh-sungguh akan berinteraksi. Suatu kabilah, misalnya saja suku bangsa Bali, punya potensi cak bagi berinteraksi, yaitu bahasa Bali. Namun, adanya potensi itu doang tidak akan menyebabkan bahwa semua orang Bali sonder alasan meluaskan aktivitas yang menyebabkan suatu interaksi secara intensif di antara semua orang Bali tadi. Hendaknya diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul ataupun berinteraksi itu merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan tak yang khusus. Sekumpulan orang nan mengerumuni sendiri tukang penjual jamu di pinggir jalan lain bisa disebut sebagai satu masyarakat. Meskipun sewaktu-waktu mereka juga berinteraksi secara kurang, mereka lain mempunyai suatu ikatan lain kecuali kekeluargaan berupa perhatian terhadap penjual jamu tadi. Demikian juga sekumpulan turunan nan menonton satu sayembara sepak bola, dan sepantasnya semua kompilasi makhluk penonton apapun pula, tidak disebut masyarakat. Sebaliknya, untuk sekumpulan cucu adam itu kita pakai istilah gerombolan. Dalam bahasa Inggris telah dipakai istilah crowd. Ikatan yang membuat suatu kesatuan individu menjadi satu masyarakat yaitu lengkap tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya internal had ahadiat itu. Lagipula, pola itu harus berwatak mantap dan kontinu, dengan bacot bukan, komplet idiosinkratis itu harus sudah menjadi pagar adat yang spesial. Dengan demikian, suatu asrama siswa, suatu akademi kedinasan, atau satu sekolah, tidak dapat kita ujar awam, karena biarpun kesatuan manusia nan terdiri dari murid, temperatur, pegawai administrasi, serta para sida-sida lain itu terikat dan diatur tingkah lakunya oleh berbagai norma dan aturan sekolah dan lain-lain, tetapi sitem normanya sahaja meliputi beberapa sektor kehidupan yang terbatas tetapi. Sedangkan misal kesatuan manusia, suatu asrama atau sekolah itu semata-mata berkepribadian sementara, artinya tidak ada kontinuitasnya. Selain sangkutan leluri unik yang menghampari sektor atma dan kontinuitas waktu, warga suatu mahajana harus juga punya ciri lain, merupakan suatu rasa identitas bahwa mereka memang merupakan satu kesatuan eksklusif yang berbeda berusul kesatuan-kesatuan manusia lainnya. Ciri ini memang dimiliki oleh warga suatu pondokan atau anggota suatu sekolah. Akan tetapi, tidak adanya sistem norma yang menyeluruh dan tidak adanya kontinuitas, menyebabkan pemukim suatu pondokan atau petatar suatu sekolah tidak bisa disebut publik. Sebaliknya suatu negara, suatu kota, atau desa, misalnya, merupakan suatu kesatuan manusia nan n kepunyaan keempat ciri terurai di atas, yaitu 1 interaksi antar warga-warganya, 2 tali peranti, norma, hukum dan aturan-aturan khas yang mengatur seluruh lengkap tingkah kayun warga negara ii kabupaten alias desa; 3 kontinuitass periode; 4 dan rasa identitas awet nan mengikat semua penduduk. Itulah sebabnya suatu negara maupun desa dapat kita tutur mahajana dan kita memang burung laut berucap tentang umum Indonesia, publik Filipina, masyarakat Medan, masyarakat Sala, publik Balige, publik Ciamis, maupun awam desa Trunyan. Setelah uraian tadi, saat ini tiba waktunya cak bagi menyusun satu definisi mengenai konsep masyarakat buat keperluan analisis antropologi. Dengan memperhatikan ketiga ciri terurai sebelumnya, definisi tentang masyarakat secara individual bisa kita rumuskan seumpama berikut Masyarakat yaitu keekaan hidup manusia yang berinteraksi menurut satu sistem adat-istiadat tertentu nan bersifat kontinu, dan nan terikat makanya suatu rasa identitas bersama. Definisi itu n kepunyaan suatu definisi yang diajukan oleh Gillin dan Gillin dalam taktik mereka Cultur Sociology 1954 yang mengekspresikan bahwa masyarakat tau society yaitu “……. the largest grouping in which common customs, traditions, attitudes and feelings of unity are operative”. Unsur grouping kerumahtanggaan definisi kita, partikel common customs dan traditions merupakan unsur “leluri” dan “kontinuitas” dalam definisi kita, serta unsur common attitudes and feelings of unity sebagai halnya unsur “identitas bersama”. Satu apendiks internal definisi Gillin adalah unsur the largest “terbesar” nan memang bukan dimuat dalam definisi kita. Walaupun demikian, konsep itu dapat diterapkan pada konsep masyarakat suatu bangsa alias negara, miisalnya konsep publik Indonesia, publik Filipina, masyarakat Belanda, publik Amerika, dalam pola kita sebelumnya. Lamun kita sering berujar tentang konsep masyarakat dalam arti luas, begitu juga konsep awam negara Indonesia, doang kenyataannya, dalam perasaan kita tidak terniat seluruh anak adam yang berjumlah +‑ 230 miliun jiwa Indonesia itu. Lazimnya yang terbayang dalam pikiran kita ialah lingkaran hamba allah Indonesia sekitar diri kita koteng, manusia Indonesia di satu lokasi tertentu, atau dalam ikatan suatu kerumunan tertentu. Intern bukunya, Azas-azas Ilmu masyarakat guru besar mantra ilmu masyarakat Jamiah Gadjah Mada, Djojodigoeno, membebaskan antara konsep “umum kerumahtanggaan faedah yang luas dann sempit”. Berdasarkan konsep Djojodigoeno ini dapat dikatakan mahajana Indonesia sebagai sempurna suatu “publik dalam kekuatan luas”. Sebaliknya, publik nan terdiri berpangkal penduduk satu kelompok komunitas seperti dadia, marga, dan suku, kita anggap laksana konseptual berbunga suatu “masyarakat dalam keistimewaan sempit”. Kesendirian kewedanan, keatuan aturan-istiadat, rasa identitas komunitas dan rasa royalitas terhadap peguyuban sendiri, merupakan ciri-ciri suatu kekerabatan, dan pangkal bermula perasaan sama dengan patriotism, nasionalisme dan sebagainya, nan rata-rata bersangkutan dengan negara. Memang, suatu negara merupakan wujud dari satu peguyuban nan paling besar. Selain negara, keatuan-kesendirian begitu juga kota, desa, suatu RW maupun RT, juga sesuai dengan definisi kita akan halnya komunitas, yakni suatu kesatuan semangat manusia yang menempati satu wilayah yang nyata, dan berinteraksi menurut satu sistem adat-istiadat, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas komunitas. Jabaran sebelumnya, wahdah hidup manusia di suatu negara, desa atau kota, juga kita ujar “masyarakat”. Apakah dengan demikian konsep masyarakat seperti konsep peguyuban? Kedua istilah itu memang bertumpang-tindih, tetapi istilah publik yakni istilah umum bagi suatu keatuan nasib manusia, dan karena itulah bersifat luas daripada istilah komunitas. Masyarakat adlah semua kesatuan hidup manusia yang berperilaku mantap dan terpukau maka dari itu runcitruncit adat-istiadat dan rasa identitas bersama, namun komunitas bersifat khusus karena ciri apendiks interelasi lokasi dan kesadaran kawasan tadi. Kategori Sosial [sunting sunting sumber] Masyarakat seumpama suatu kelompok manusia yang suntuk umum sifatnya, mengandung kesatuan-kesatuan nan sifatnya lebih individual, tetapi belum tentu mempunyai syarat pengukat yang sekufu dengan suatu umum. Ketunggalan sosial yang tidak mempunyai syarat pembebat itu serupa dengan “kerumunan” atau crowd nan telah kita pelajari pada sebelumnya, lain mempunyai sifat-rasam awam. Kesendirian sosial itu adalah kategori sosial. Kategori sosial adalah kesatuan turunan yang tersalurkan karena adanya satu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia-cucu adam itu. Ciri-ciri nonblok itu biasanya dikenakan oleh pihak mulai sejak asing kategori sosial itu koteng tanpa disadari oleh nan bersangkutan, dengan suatu maksud praktis tertentu. Misalnya, privat masyarakat suatu negara ditentukan melalui hukumnya bahwa terserah kategori warga di atas kehidupan 18 waktu, dan kategori warga di bawah 18 tahun, dengan maksud untuk mengecualikan antara warga negara nan n kepunyaan milik pilih dan warga negara yang tidak punya peruntungan membeda-bedakan dalam seleksi umum. Contoh lain adalah bahwa n domestik masyarakat itu pula ada satu kategori orang nan punya mobil, dan satu kategori orang yang tidak memilikinya, dengan maksud untuk menentukan warga negara yang harus menggaji sumbangan wajib dan yang bebas dari sumbangan wajibit. Serupa dengan itu, dalam suatu umum dapat diadakan bineka penggolongan beralaskan ciri-ciri objektif untuk berbagai maksud, seperti kategori tenaga kerja kawasan cak bagi menghitung hidayah lebaran, kategori anak asuh di asal arwah 17 tahun kerjakan larangan menonton sinema makhluk dewasa, kategori pejar kerjakan mengasumsikan pendapatan negara dari SPP dan sebagainya. Dengan demikian, tak doang pemerintah suatu negara maupun pemerintah suatu ii kabupaten saja nan bisa mengadakan bermacam ragam penggolongan seperti itu terhadap warga publik, doang koteng peneliti untuk keperluan analisisnya dapat pula misalnya mengadakan berbagai spesies penggolongan terhadap penduduk berbunga masyarakat yang menjadi incaran penelitiannya tanpa disadari makanya mereka yang berkepentingan. Kecuali persamaan ciri objektif tadi nan dikenakan kepada mereka oleh pihak luar, biasanya tidak ada unsur lain yang menyambung suatu kategori sosial. Orang-sosok dalam suatu kategori soaial, misalnya semua anak di asal 17 tahun, umumnya tidak ada suatu orientasi sosial nan mengikat mereka. Mereka juga tidak n kepunyaan potensi yang dapat mengembangkan satu interaksi di antara mereka sebagai keseluruhan. Mereka juga tak punya identitas merupakan hal yang sensibel karena pengelompokan ke intern suatu kategori sosial itu dilakukan makanya pihak luar terhadap diri mereka, dengan ciri-ciri tolok yang biasanya tidak mereka sadari. Suatu kategori sosial biasanya juga lain terikat maka dari itu kesatuan adat, sistem angka, atau norma tertentu. Suatu kategori sosial tidak memiliki lokasi, lain n kepunyaan organisasi, tidak mempunyai didikan. Golongan [sunting sunting sendang] Umum penghuni yang pertama yaitu anak bini, lalu menjadi komunitas warga, meningkat menjadi publik politik dan berujung sreg terbentuknya institusi lumrah negara. [9] Masyarakat pemukim ditandai dengan adanya tiga unsur kekerabatan politik, pemerintahan dan hukum. Isi dari masyarakat warga yakni ketaatan sreg syariat, persepakatan kehidupan bersama, kesetaraan dan tata pemerintahan.[13] Masyarakat warga seperti pit perot hamster hamster wheel di mana individu berkujut dalam sirkuit tak berujung mengejar kekayaan dan penghormatan yang lebih pangkat dan lebih tinggi lagi[14] Sedangkan awam barbar merujuk pada kehidupan yang selalu disandarkan sreg hukum rimba, pada rasa hati-hati kecil alami manusia yang saling berlanggar satu sama lain[15] Masyarakat terbagi menjadi dua golongan utama, yakni penguasa maupun pengeksploitasi dan nan dikuasai alias yang dieksploitasi. Golongan penguasa dilukiskan oleh al-Qur’an sebagai golongan “mustakbirin” makhluk-bani adam yang sombong. Sedangkan golongan nan dikuasai dilukiskan al-Qur’an perumpamaan golongan mustadh’afin nan tertindas.[3] Kepribadian [sunting sunting sumur] Kepribadian awam bukan sama dengan kepribadian bani adam. Kepribadian ini terbimbing melalui penggabungan orang-sosok dan aksi-reaksi budaya mereka. Masyarakat mempunyai aturan alami, ciri-ciri dan peraturannya koteng, tindakan-tindakan serta reaksi-reaksinya dapat diterangkan dengan serangkaian syariat masyarakat dan universal. Mahajana memiliki fiil independennya sendiri, karena itu hanya dapat mengatakan bahwa sejarah n kepunyaan satu falsafah dan dibentuk oleh syariat dan norma.[4] Masyarakat penduduk terbentuk secara keilmuan nan mendorong manusia bakal membuat sukma sosial dan perikatan persahabatan. Masyarakat warga terpelajar melalui logika negatif, dengan mekanisme leisure of evil hukum dan aturan diciptakan justru untuk membatasi dan memblokir nurani-insting gelap makhluk. [16] Mahajana penghuni dikenal bagaikan umum borjuis di mana partikularitas dan individualitas jauh lebih menonjol daripada nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas. N domestik masyarakat pemukim, setiap orang menjadikan dirinya seumpama tujuan.[17] Dinamika atau transisi masyarakat dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain Penyebaraan warta, menghampari pengaruh dan mekanisme media dalam menyampaikan pesan-wanti-wanti ataupun gagasan pemikiran Modal, antara lain perigi daya manusia atau modal finansial Teknologi, suatu unsur dan serempak faktor yang cepat berubah sesuai dengan perkembangan hobatan pengetahuan . Ideologi alias agama, keyakinan agama atau ideologi tertentu berpengaruh terhadap proses perubahan sosial Birokrasi, terutama berkaitan dengan berbagai kebijakan tadbir tertentu dalam membangun kekuasaannya Agen atau aktor, kejadian ini secara mahajana terdaftar dalam modal sumber daya makhluk, tetapi secara spesifik yang dimaksudkan yakni inisiatif-inisiatif individual dalam “mencari” roh yang lebih baik.[18] Mahajana Madani [sunting sunting sumber] Umum madani sreg prinsipnya memiliki multimakna, adalah awam nan demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, semerawang, ketenangan, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki antitesis, fertil berkoordinasi, tersisa, sinkron, integral, mengakui, emansipasi, dan hak asasi, doang yang minimum dominan adalah awam yang demokratis. Mahajana madani boleh melihat sesuatu secara terkonsolidasi dan systematis cak bagi mencapai mahajana yang transparan, demokratis serta dapat menyibuk sesuatu menjadi mulai sejak perspektif yang lebih positif bahkan disaat resesi ekonomi. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa hawar memberikan suatu tantangan bagi publik Indonesia dan mendorong kondisi umum ke kerumahtanggaan masa resesi ekonomi. Sudah seyogyanya masyarakat dapat berpikir dalam-dalam riil, progresif dan solutif atas segala tantangan yang hinggap seiring berjalannya waktu. Referensi [sunting sunting perigi] ^ a b Sulfan dan Mahmud 2022, hlm. 273. ^ a b Tejokusumo 2022, hlm. 41. ^ a b Sulfan dan Mahmud 2022, hlm. 276. ^ a b Sulfan dan Mahmud 2022, hlm. 280. ^ Diamond 2022, hlm. 16. ^ Sulfan dan Mahmud 2022, hlm. 270. ^ Sulfan dan Mahmud 2022, hlm. 272. ^ Tejokusumo 2022, hlm. 38. ^ a b Sudibyo 2008, hlm. 27. ^ Atik Catur Budiati 2009. Sosiologi Kontekstual Bagi SMA & MA PDF. Kunci Perbukuan Kementerian Pendidikan Kewarganegaraan. hlm. 13. ISBN 978-979-068-219-1. Diarsipkan mulai sejak versi lugu PDF rontok 2022-01-22. Diakses sungkap 2020-11-04 . ^ Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari. Pengantar Antropologi Sebuah Ringkasan Mengenal Antropologi. Aura Publisher. hlm. 52–53. ISBN 978-623-211-107-3. ^ Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari 2019. Pengantar Antropologi Sebuah Ringkasan Mengenal Antropologi. Aura Publisher. hlm. 47-51. ISBN 978-623-211-107-3. ^ Sudibyo 2008, hlm. 26. ^ Sudibyo 2008, hlm. 37. ^ Sudibyo 2008, hlm. 25. ^ Sudibyo 2008, hlm. 25-26. ^ Sudibyo 2008, hlm. 39. ^ Tejokusumo 2022, hlm. 39-40. Daftar pustaka [sunting sunting sumber] Sulfan dan Mahmud, A. 2018. “Konsep Publik Menurut Murtadha Muthahhari Sebuah Amatan Filsafat Sosial”. Ilmu Aqidah. 4 2 269–284. doi ISSN 2615-3130. Sudibyo, Agus 2010. “Awam Penduduk dan Penyakit Keberadaban”. Ilmu Sosial dan Ilmu politik. 14 1 23–46. doi ISSN 2502-7883. Tejokusumo, Bambang 2014. “Dinamika Awam Sebagai Perigi Membiasakan Guna-guna Pengetahuan Sosial”. Geo Edukasi. 3 1 38–43. ISSN 2550-1321. Diamond, Jared 2017. The World Until Yesterday. Kepustakaan Populer Gramedia Press. ISBN 9786024241926.

cara prospek orang yang tidak dikenal